Sehat dengan Pola Makan Rasullullah

10:41 PM

sumber gambar di sini dan di sini

Yup, kali ini saya akan membahas sedikit mengenai pola makan rasulullah berdasarkan buku di atas. Sharing berdasarkan pengalaman, saya sudah hampir delapan tahun mencoba pola makan seperti pola makan rasul. Tentunya tidak mudah, dan tidak juga benar-benar selama delapan tahun itu berjalan mulus tanpa berhenti atau jeda. Berawal dari nasehat guru kimia saya di SMA, bu Wening, yang sudah terlebih dahulu mempraktekkan pola makan rasul, dan beliau masih tampak sehat-sehat saja sampai sekarang. Berdasarkan pengalaman beliau, dengan mengikuti pola makan rasul ini, beliau bisa mengurangi berat badan kurang lebih lima kilogram sebulan, dengan tanpa mengurangi gizi asupan tubuh. Waktu itu teman sma saya, Imam (udah dokter kali sekarang ya, di UNS), membawakan buku ini. Pas banget sama nasehat bu guru, jadilah saya baca sekilas. Dulu zaman sma saya belum terlalu memperhatikan kesehatan. Cuek saja, soalnya kalau sakit ya paling itu-itu saja, flu, radang tenggorokan, atau kram seperti biasa. Tapi sejak kuliah saya berbeda. Kesehatan itu mahal banget, saya sempat opname tiga kali selama jadi mahasiswa t*lkom. Kalau kata perawat di rsai sih, sudah biasa menangani mahasiswa t*lkom masuk rumah sakit, sudah langganan katanya, hahaha, ada-ada aja.

Oya, promosi sedikit. Di buku ini dibahas lengkap banget soal pola makan rasul. Ada hadist dan qurannya juga, plus daftar makanan apa saja yang haram dan harus dihindari, soal gizi, makanan yang seimbang dalam islam, hubungan makanan antara islam dan kedokteran, juga pengobatan dengan makanan, dan yang paling penting buat yang mau diet, perlu baca buku ini ya! 

Membahas pola makan berarti membahas kesehatan. Sesuai dengan hadist rasul:
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
 "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah, dan di antara keduanya terdapat kebaikan." (Hadist Riwayat Muslim dan Ibnu Majah)
So, kita sebagai muslim mesti kuat dong ya... dan yang penting sehat. Percuma saja kuat tapi ga sehat, atau sehat tapi ga kuat, hehehe :D. 

Oke deh, balik ke pola makan ala rasul. Kayak gimana sih, pola makan rasul itu? Kalau lebih lengkapnya silakan baca buku di atas yah, ga mungkin kan saya tulis di sini semua, namanya ngopi dong, hehehe :P. 

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ 
 "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al A'raf: 31)

Sesuai dengan surat Al A'raf ayat 31 disebutkan kalau kita makan secukupnya saja. Ini bervariasi tiap orang, ga bisa disamakan juga. Intinya sih berhenti sebelum kenyang, karena yang berlebih-lebihan ga bagus, bisa bikin kita ngantuk kalau kebanyakan makan. Akibatnya, kerjaan ga beres, apalagi pas bulan puasa begini, orang lebih sering langsung makan besar pas buka puasa, padahal bisa bikin ngantuk (udah pernah ngalamin soalnya!), jadinya pas tarawih melem melek deh.

Baiklah, saya langsung ke sharing pengalaman saya ya. Saya coba yang tertulis di bukus pola makan rasul dan Alhamdulillah saya ga pernah masuk rumah sakit lagi. Allah angkat penyakit saya dengan pola makan yang sehat. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan kalau ingin meneladani beliau, termasuk pola makan, kita mesti kayak gini ini nih:
  1. Jangan minum susu sama makan daging
  2. Jangan makan ayam sama minum susu.
  3. Jangan makan ikan sama telur
  4. Jangan makan ikan sama daun salad
  5. Jangan minum susu sama cuka.
  6. Jangan makan buah sama minum susu
Mirip-mirip ala food combiningnya Erikarlebang dan Dr. Hiromi Shinya, kan? Jauh sebelum adanya food combining, Rasulullah SAW sudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut, dan kalaupun akhir-akhir ini baru muncul berarti membuktikan bahwa apa yang dilakukan rasul patut diteladani, karena sebenarnya islam sudah mengajarkan jauh sebelum para ilmuwan menelitinya. 

InsyaAllah dengan menerapkan pola makan rasul, kita jadi sehat. Tapi beneran loh, kalau ga niat alias bolong-bolong ya sama saja. Segala sesuatunya mesti konsisten. Saya dulu juga ga konsisten waktu zaman sma. Coba ngikutin pola makan rasul sebulan rasanya uda gimana gitu. Berat! Sampai-sampai akhirnya saya berhenti karena ibu selalu masak makanan yang enak dan sehat, jadi ga perlu khawatir, karena sudah otomatis sesuai pola makan rasul. Tapi masalah timbul ketika saya kuliah. Zaman kuliah di dakol (Dayeuhkolot), lingkungan sangat-sangat kotor, airnya kuning, dan kalau beruntung dapat kosan yang airnya bersih pasti bau tanah, belum ada pam di sini. Sudah begitu tahu sendirilah mahasiswa, gimana sih di kota kembang, jajanan serba ada, apalagi Dakol, semua serba murah (2x lipat Magelang masih lebih murah daripada Jakarta, ya!), ditambah tugas selangit, organisasi mahasiswa, belum lagi kepanitian, dan kawan-kawannya. Alhasil, masuklah saya di rsai sampai 3x. Perawat di sana sampai hafal lagi! Hahaha, bangga? Gaklah... masa sakit bangga, sih? Sakit saya ga parah-parah amat sih, tapi saya udah kayak orang pasrah aja ga bisa gerak sama sekali. Ketiga pengalaman saya di rsai semua berhubungan dengan pola makan dan pola hidup sehat. Soal sakitnya kapan-kapan sajalah saya ceritakan, untuk postingan kali ini yang penting gimana pola makan ala rasul. 

Pengalaman saya menerapkan pola makan rasul, jauh sebelum adanya tren food combining, kira-kira seperti ini: 
1. Sarapan (apa ja yang penting sayur/buah/teh/kopi/susu), dan ga boleh dicampur itu, kalau udah roti+susu, ya ga makan buah, kalau ada buah saya pilih buah (buat yang ngeyel sarapan buah di pagi hari ga sehat silakan baca twitternya erikarlebang atau baca buku pola makan rasul ya!)
2. Porsi makan saya selalu sedikit nasi, banyak lauk + sayur. Kenapa? Karena nasi uda terlalu banyak gulanya, ga sehat kalau banyak-banyak. Kalau masih di Indonesia saya suka masak nasi merah, cokelat, hitam dan makan banyak-banyak, karena lebih sehat daripada nasi putih. Tapi kalau nasi putih dikit aja.
3. Siang wajib makan nasi, lauk secukupnya, kalau bisa sayur sih, dan kalau ga nemuin ya seadanya ga papa. Kalau nasi ga ada, bisa penggantinya semacam mie (soalnya saya pecinta mie, hehehe...). Yang penting berkuah.
4. Buah selalu sebelum makan besar, terutama kalau malam. Soal makan malam ga perlu yang mewah, yang penting cukup, ga perlu sampe kenyang, bisa bahaya malah. Seadanya ga berarti yang ga sehat loh ya, tetep kombinasi point-point di atas.
5. Weekend bebas, makan apa aja yang penting halal, mau ga sesuai pola makan ga papa, sekali-kali. Tapi biasanya kalau udah terbiasa pake pola makan rasul, meskipun weekend nanti nyesuaiin sendiri kok.
6. Kurangi dan hindari yang namanya micin, vetsin, jajan sembarangan, apapun itu. Termasuk jajanan di indoma*t, alfa*t, dkk. Ga sehat, bisa dibilang banyak racunnya (baca codex atau bukunya Jerry D. Gray>> Rasullullah is my Doctor sama satu lagi lupa judulnya)
7. Usahakan makan/minum buah tiap hari, kalau di Indonesia kan gampang tuh nemu di mana aja, kalau di Korea sini mah susah bener, mahal soalnya :P
8. Kurangi gula. Macem-macem loh ini... perhatikan manismu
9. Kurangi minyak-minyak goreng
10. Atur jam makan. Kita kudu alias wajib punya jam makan normal, plan a, b, c. Penting.

InsyaAllah, kalau kita uda bisa nerapin itu semua, insyaAllah sehat. Buktinya saya dan teman saya ga masuk rs lagi kan? Percaya aja sama Allah, segala penyakit ada obatnya, kecuali kematian. Jadi, ga perlu putus aja gitu (meski dulu saya sempet mau nyerah dan pasrah juga sih :P). Intinya sih kenalin penyakitnya, sumbernya dari mana, nikmati sakitnya, syukuri, ambil hikmahnya. Ga perlu ngeluh, coz ga ngefek juga.








You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe