Pelajaran dan Hikmah

7:28 AM

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'uunn...
Telah meninggal dunia Ustad Jeffry Al-Buchory meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Semoga Amal beliau diterima di sisi Allah.... amien... [detik.com, fimadani.com, dll]"

Berita yang saya baca subuh tadi sedikit membuat shock juga. Uje yang meninggal masih cukup muda, meninggalkan bekas mendalam bagi warga Indonesia pastinya. Jadi ingat mbah Maksum Krapyak yang meninggal juga minggu kemarin kalo tidak salah. Sudah hampir semingguan ini Islam kehilangan dua ulama besar, yang satu dari kalangan pondok pesantren, yang satu dari kalangan ulama nasional. Subhanallah uje meninggal di hari Jumat, yang pada hari Jumat dijanjikan Allah surga, Amiien... 
“Tidak ada seorang muslim pun yg meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad)
Yang lebih sedih yaitu ketika melihat ulama-ulama dipanggil duluan, apa benar hari ini semakin dekat dengan hari akhir? Karena salah satu tanda-tanda hari kiamat adalah wafatnya pemberi cahaya ilmu, terutama para ulama. Naudzubillah... Selamatkanlah kami dari siksa kubur, saya berharap sebelum kiamat datang saya dan keluarga sudah di sana, karena merugi bagi orang yang masih ada sampai hari kimat [lupa hadistnya saya :P]

Hm... Jadi ingat beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Ahad alias Minggu malam, saya dan sahabat saya sejak SD, Nindya Pramudianti, bersilaturahim setelah sekian lama sama-sama hampir 4 tahun di kota kembang tapi jarang bertemu. Bisa dihitung kami bertemu, setidaknya kurang dari sepuluh kali, parah juga ya! Sesama saudara tapi jarang saling mengunjungi, karena sama-sama sibuk. Nindya seorang calon dokter gigi yang sedang menyelesaikan ko-asnya di Unpad, sedangkan saya sekarang sudah bekerja, dulu waktu kuliah D3 atau D4 pun sok sibuk, jadi agak wajarlah kami kalau jarang bertemu. Nah... ceritanya kami berdua silaturahim sambil merefresh badan kembali, 

Nindya mengajak ke Kampung Daun, jadilah kami pergi ke sana. Berangkat sore habis ashar dan sampai saja jam lima kurang. Sayangnya Nindya tidak memakai jaket, padahal kami mau ke tempat yang cukup dingin. Untung saja dia kuat, sudah sering saya bilang kalau pergi-pergi bawa jaket buat jaga-jaga. Ya maklumlah lupa, hehe.  

Waktu di Kampung Daun, karena kedinginan kami minum jamu dulu. Kebetulan yang jualan simbok-simbok orang Solo, pas saya tanya harganya Rp 10.000,00. Mahal sekali dibandingkan di Magelang yang cuma Rp 2.000,00 saja. Kata Nindya, "Hitung-hitung sedekah buat simbok-simbok itu, Mb Lid." Hm... kena banget deh saya, Nindya aja bisa dengan santainya bilang begitu. Padahal kontras sekali harganya. Yah..saya belajar ga menawar harga dalam kondisi tertentu, wajar harganya segitu, jamunya bener-bener enak, jamu gendong jawa, yang cukup terkenal. Tidak seperti di Bandung ini, sangat sulit menemukan mbok jamu yang menjual jamu gendong murni tanpa campuran bahan-bahan kimia beracun. Darinya saya belajar untuk tidak tanggung-tanggung ketika bersedekah.

Akhirnya kami sempatkan foto dengan mbok jamu tadi.

ga terlalu keliatan karena sore, Nindy with mbok jamu

Dan waktu foto pun habis, kami selanjutnya segera melihat-lihat tempat mana yang cocok, keliling sampai atas kampung daun dulu lalu balik lagi pesan tempat di saung 4 alias S4, tempat yang strategis, ga terlalu ke atas dan ga bawah-bawah banget, plus dekat dengan mushola juga. Kami pun bercengkerama menceritakan masa lalu, masa kini, dan cita-cita masa depan. Sharing. Senang sekali bisa ngobrol bebas seperti itu. Waktu berasa diulang kembali bersama Nindya, semasa SD dulu. Saking asiknya bercerita kami lupa pesan makanan, sampai ada mbak-mbak nyamperin dan menanyakan mau pesan apa, hahaha... Ya akhirnya saya pesan soto kudus buat menghangatkan badan, Nindya pesan pizza, minumannya kami pesan bandrek. 

Sambil menunggu makanan datang, kami lanjutkan obrolan kami sampai adzan maghrib. Setelah sholat kami menyantap makanan itu sepiring berdua, soto untuk makanan utama, pizza untuk makanan penutup. Walaupun bandreknya sudah dingin tapi tidak masalah, mericanya masih berasa di tenggorokan.


soto kudus+bandrek

Selesai makan dan ngobrol, kami pulang sekitar habis isya, rencana sholat di rumah saja biar tidak kemalaman. Sebelumnya kami sempatkan foto-foto dulu di api unggun sekalian menghangatkan badan. Setelah itu kami pulang. Dan... di perjalanan sesuatu terjadi. Baru tadi saya berdoa agar tidak terjadi apa-apa dan berucap semoga ga kena lubang, eh... langsung kena deh...  Hikmahnya: ucapan adalah doa, jadi jangan ngomong aneh-aneh kalau ga mau kejadian. Alhamdulillah kami selamat, walaupun saya dan Nindya mesti jatuh dari motor. Kecelakaan yang ga terlalu parah untungnya, motor di belakang kami agak jauh jadi waktu kami jatuh ga nyerempet juga. Mobil di depan kami pun langsung berhenti. Orang-orang berdatangan dan memberi semangat, menanyakan kondisi kami. Alhamdulillah, saya masih diberi keselamatan nyawa dan Nindya juga, Alhamdulillah Allah masih sayang sama saya, memberi kesempatan saya untuk lebih hati-hati membawa motor. Tapi kecelakaan tadi wajar juga sih, jalanana di Bandung bisa dihitung yang masih mulus berapa biji, sisanya lubang dan rusak semua, motor saya saja sudah ganti ban ditambal berkali-kali. Lubang jalan di Ledeng ga tanggung-tanggung, setengah lebar jalan sendiri. Itu pun pake dalem banget lubangnya, bagi yang ga hati-hati atau ga liat seperti saya ini, bisa kena tipu. Apalagi ditambah dengan penerangan yang ga ada sama sekali, gelap. Saya jadi mikir, pemerintah ini gimana ya, jalan rusak kok dibiarin saja, petugas listrik juga gimana sih, jalan gelap bisa memicu kecelakaan seperti saya kemarin ini loh, sekalipun bawa motornya sudah pelang banget, tapi kalu di turunan ya begitu deh, udah di rempun sama saja.  Hikmahnya: kalo bawa motor hati-hati, liat jalan, hindari jalan berlubang, kasih saran ke pemerintah or petugas berwenang soal jalan berlubang.

Ya... cukup berkesan silaturahim kami, ditutup dengan kecelakaan motor, jatuh karena lubang, tapi alhamdulillah kami baik-baik saja, hanya luka kecil. Allah menyayangi kami :)


You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe