Fitnah, tuduhan, dan gosip

9:47 AM

Selintas kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan tiga kata ini: fitnah, tuduhan, dan gosip. Pun, kaum hawa kadang sudah terlalu sering menggosip, yang jatuhnya ghibah (membicarakan keburukan orang lain), walaupun awalnya tidak ada niat untuk itu. Fitnah, dalam bahasa Arab berarti ujian dan cobaan. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, fitnah adalah:
fit·nah n perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yg disebarkan dng maksud menjelekkan orang (spt menodai nama baik, merugikan kehormatan orang): -- adalah perbuatan yg tidak terpuji;

mem·fit·nah v menjelekkan nama orang (menodai nama baik, merugikan kehormatan, dsb)
Sedangkan tuduhan, berasal dari kata tuduh, yang berdasarkan kbbi, artinya:
tuduh /tu·duh/ v, menuduh /me·nu·duh/ v 1 menunjuk dan mengatakan bahwa seseorang berbuat kurang baik: ia ~ saya bersekongkol dng penjahat; 2 menunjuk dan mengatakan bahwa seseorang melakukan perbuatan yg melanggar hukum; mendakwa: mereka ~ kedua pedagang itu menerima barang selundupan;
tuduhan /tu·duh·an/ n hasil menuduh; hal yg dituduhkan; dakwaan: surat ~ , surat dakwaan; 
Untuk gosip, menurut kbbi:
go·sip n obrolan tt orang-orang lain; cerita negatif tt seseorang; pergunjingan: keretakan rumah tangga itu berasal dr ~ yg sampai ke telinga istrinya dan dipercayainya begitu saja tanpa diteliti lebih dulu; 
Setelah mengetahui arti masing-masing kata, dapat kita simpulkan bahwa menggosip, mau seperti apapun modelnya, sama juga dengan menuduh, dan menuduh seseorang, entah dengan bukti maupun tidak, tetap saja jatuhnya fitnah. Sedikit apapun kata-kata kita, tetap akan menyakitkan kalau yang kita tuduh memang tidak bersalah. Pun, memaksakan kehendak kita kepada tertuduh juga salah, karena sama saja kita memberikan aib kepadanya. 

Dalam islam, perkara fitnah banyak disebut di Al Quran. Kurang lebih ada di beberapa surat ini: 2:191, 2:193, 2:217, 3:7, 4:91, 5:41, 6:23, 7:155, 8:25, 8:28, 8:39, 8:73, 9:47, 9:49, 17:60, 21:35, 21: 111, 22:53, 24:63, 25:20, 29:10, 35:14, 37:63, 39:49, 54:27, 60:5, 64:15, 74:31.  
Salah satunya di surat Al Baqarah ayat 191 dan 217:
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
“Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan.” (QS Al-Baqarah: 191) 
Berkaitan dengan ayat ke-217, Ibnu Jarir Ath-Thabari dan Ibnu Katsir menjelaskan:
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ أي قد كانوا يفتنون المسلم في دينه حتى يردوه إلى الكفر بعد إيمانه فذلك أكبر عند الله من القتل
“{Dan fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan}, artinya mereka telah menganggu agama seorang muslim sehingga mereka mengembailkanya kepada kekufuran setelah keimanannya, maka yang demikian itu lebih besar (dosanya) menurut Allah.” 
Nah, bagaimana sikap kita menghadapi fitnah atau tuduhan? 
Mudah saja, sabar, syukur, dan ikhlas. Sabar karena sedang diuji, bersyukur karena semua ujian datangnya dari Allah, artinya Allah sayang sama kita, dan terakhir ikhlas, menerima, legowo kalau bahasa Jawanya. Karena sesungguhnya yang memfitnah itu belum tahu yang sebenarnya, kalau memang yang bersangkutan tidak bermaksud memfitnah pada awalnya (baca: menuduh). Sesuai dengan surat Al Mumtahanah 4-5:
رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَٱغْفِرْ لَنَا رَبَّنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat, dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Qs. Al-Mumtahanah: 4-5) 
Bagaimana kalau kita tetap difitnah/dituduh atas sesuatu yang tidak benar? simple, kita kasih penjelasan. Bagaimana kalau sudah dijelaskan dan tetap tidak percaya? itu sih terserah yang bersangkutan. Yang penting sudah kita jelaskan, kita juga sudah melakukan pembelaan diri dari tuduhan yang tidak benar. Kalau tuduhannya ada bukti, bagaimana? bukti seperti apapun kalau yang dituduhkan tidak benar ya tetap tidak benar. Pun, kalau yang menuduh tetap bersikukuh bahwa ia benar, yang dituduh ya tetap tidak bersalah. Mau bagaimanapun kita menuduh seseorang, tetap, hanya Allah yang Maha Adil dan memberi keadilan seadil-adilnya. Seorang muslim, ketika ia dituduh melakukan sesuatu yang tidak pernah ia lakukan, cukuplah bertawakkal dan bersabar. 
Hadapi dengan lemah lembut dan ramah tamah, karena Sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:
« إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ ».
Artinya: "Sesungguhnya kelemah lembutan (keramah tamahan) tidaklah ada di dalam sebuah perkara kecuali menghiasinya dan tidak dicabut (kelemah lembutan) dari sesuatu kecuali memburukkannya". HR. Bukhari dan Muslim.

Kalau kita diminta bersumpah atas nama Allah dan Al Quran, maka lakukan jika itu benar. Kalau kita benar, kita berani bersumpah atas nama Allah dan Al Quran, kalau kita salah, tentunya kita tidak berani. Karena bersumpah atas nama Allah dan Al Quran itu berat pertanggungjawabannya, dunia akhirat. Karena sumpah adalah janji, janji adalah hutang. Sesuai dengan Al Quran surat Al Waqi'ah:
A076
Artinya: "Dan sebenarnya sumpah itu adalah sumpah yang besar, kalaulah kamu mengetahuinya."
Adapun ketika dituduh seseorang, entah apapun tuduhannya, dengan tidak adanya saksi, maka ingatlah surat An Nur: 6-10 yang sudah Allah berikan sebagai contoh dan peringatan bagi kita.
(6) وَ الَّذينَ يَرْمُونَ أَزْواجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ شُهَداءُ إِلاَّ أَنْفُسُهُمْ فَشَهادَةُ أَحَدِهِمْ أَرْبَعُ شَهاداتٍ بِاللهِ إِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقينَ
"Dan orang-orang yang menuduh isterinya berzina, sedang mereka tidak ada saksi-saksi (yang mengesahkan tuduhannya itu) hanya dirinya sendiri, maka persaksian (sah pada syarak) bagi seseorang yang menuduh itu hendaklah ia bersumpah dengan nama Allah, empat kali, bahawa sesungguhnya ia dari orang-orang yang benar;" (An Nur 6)
 (7) وَ الْخامِسَةُ أَنَّ لَعْنَةَ اللهِ عَلَيْهِ إِنْ كانَ مِنَ الْكاذِبينَ
"Dan sumpah yang kelima (hendaklah ia berkata): Bahawa laknat Allah akan menimpa dirinya jika ia dari orang-orang yang dusta." (An Nur 7)
(8) وَ يَدْرَؤُا عَنْهَا الْعَذابَ أَنْ تَشْهَدَ أَرْبَعَ شَهاداتٍ بِاللهِ إِنَّهُ لَمِنَ الْكاذِبينَ
"Dan akan dihindarkan dari perempuan itu siksaan, jika dia naik saksi pula empat kali, di atas nama Allah, bahwa suaminya adalah pendusta." (An Nur 8) 
                                                       (9) وَ الْخامِسَةَ أَنَّ غَضَبَ اللهِ عَلَيْها إِنْ كانَ مِنَ الصَّادِقينَ 
"Dan kelima, bahwa kemurkaan Allah akan menimpa dirinya, kalau suaminya itu di pihak yang benar." (An Nur 9)
                                   (10) وَلَوْلا فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَتُهُ وَ أَنَّ اللهَ تَوَّابٌ حَكيمٌ
"Dan kalaulah tak ada, karunia Allah beserta rahmatNya, dan bahwa Allah adalah pemberi taubat dan Maha Bijaksana."
Karenanya, dalam islam ada yang namanya tabayyun (mengecek/klarifikasi suatu berita/tuduhan). Tabayyun merupakan sifat khusnudzon(berprasangka baik) dan diperintahkan Allah dalam Al Quran:
A006
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini - dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) - sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan." (Al Hujurat:6)

Intinya sih, ketika difitnah atau dituduh sesuatu hal yang tidak kita lakukan: tetap tenang, sabar, syukur, ikhlas. Banyakin istighfar dan doakan yang memfitnah agar diberi hidayah. Kebaikan dibalas kebaikan, kejahatan dibalas kebaikan, itulah yang agama kami (islam) ajarkan. Nabi saja difitnah, apalagi kita yang hanya manusia biasa.

Sumber tulisan:
Al Quranul Karim dan hadist.
Beberapa blog: http://www.surah.my/24, http://kongaji.tripod.com/myfile/an-nur-ayat-6-10.htm, https://www.facebook.com/permalink.php?id=317577564950059&story_fbid=531654370209043, https://abuolifa.wordpress.com/2014/09/24/bolehkah-berdoa-dengan-doa-nabi-isa-alaihissalam/, http://www.shiar-islam.com/tulisan%20ustaz/doc77.htm, dll.


_zmv
 
 
 
 

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe