Manusia hidup dalam wilayah amanah. Orang kaya amanahnya bernama kekayaan.
Orang miskin amanahnya bernama kemiskinan. Pemimpin amanahnya bernama
kepemimpinan. Pengikut amanahnya bernama kepengikutan. Orang cerdas
amanahnya bernama kecerdasan. Orang ideot amanahnya bernama keideotan.
Jasad dan segala asesoris, apapun bentuk dan pernik modelnya, adalah
amanah. Akal, berapapun kadar IQ-nya, juga adalah amanah. Setiap nafas
yang dihembuskan adalah amanah. Segalanya adalah amanah, semua adalah
amanah.
Setiap orang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Tidak ada dua manusia yang
sama persis bentuknya. Itu baru jasadnya, belum lagi keunikan jiwanya,
hatinya, akalnya, nafsunya. Belum lagi jika dihitung hartanya,
keluarganya, status sosialnya, jabatannya. Setiap manusia unik dalam
segala hal. Keunikan manusia inilah yang dinamakan amanah. Setiap yang ada
pada manusia merupakan amanah dari Allah. Maka, jangan pernah berfikir
kenapa yaa orang itu kok begitu, sedang saya dalam keadaan begini. Demi
Allah, setiap orang mempunyai amanahnya sendiri-sendiri, dan amanah itu
akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Setiap orang akan
bertanggung-jawab atas amanah yang telah diberikan Allah kepadanya. Orang
kaya akan mempertanggung-jawabkan kekayaannya, orang miskin akan
bertanggung-jawab dengan kemiskinannya, orang cerdas akan
bertanggung-jawab atas kecerdasannya, seorang pemimpin akan
bertanggung-jawab atas kepemimpinannya, pengikut akan
mempertanggung-jawabkan kepengikutannya. Setiap orang pasti akan
bertanggung-jawab terhadap segala amanah yang dititipkan Allah selama di
dunia. Maka kemuliaan manusia tidak terletak pada seberapa nilai nominal
amanahnya di dunia, seberapa banyak hartanya, seberapa gagah dirinya,
seberapa tinggi jabatannya. Kemuliaan manusia terletak pada seberapa besar
keikhlasannya, ketulusannya, pengorbanannya, pengabdiannya, takwanya, …
penunaian harkat kehambaannya kepada Allah.
Hidup manusia, setiap desah nafasnya adalah amanah, sekedar titipan Allah
sebagai ujian bagi manusia. Manusia tidak memiliki apa-apa, tidak ada yang
namanya hak milik. Segala yang ada adalah hak milik Allah yang
digenggamkan ke tangan manusia. Maka hinalah manusia yang merasa memiliki
harta, merasa memiliki jabatan, merasa bahwa semua yang di tangannya
adalah hak miliknya, hasil kerja kerasnya sendiri. Ia menjadi hina karena
ketakaburannya, merasa memiliki sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya,
alias bisa disebut maling.
Orang miskin amanahnya bernama kemiskinan. Pemimpin amanahnya bernama
kepemimpinan. Pengikut amanahnya bernama kepengikutan. Orang cerdas
amanahnya bernama kecerdasan. Orang ideot amanahnya bernama keideotan.
Jasad dan segala asesoris, apapun bentuk dan pernik modelnya, adalah
amanah. Akal, berapapun kadar IQ-nya, juga adalah amanah. Setiap nafas
yang dihembuskan adalah amanah. Segalanya adalah amanah, semua adalah
amanah.
Setiap orang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Tidak ada dua manusia yang
sama persis bentuknya. Itu baru jasadnya, belum lagi keunikan jiwanya,
hatinya, akalnya, nafsunya. Belum lagi jika dihitung hartanya,
keluarganya, status sosialnya, jabatannya. Setiap manusia unik dalam
segala hal. Keunikan manusia inilah yang dinamakan amanah. Setiap yang ada
pada manusia merupakan amanah dari Allah. Maka, jangan pernah berfikir
kenapa yaa orang itu kok begitu, sedang saya dalam keadaan begini. Demi
Allah, setiap orang mempunyai amanahnya sendiri-sendiri, dan amanah itu
akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Setiap orang akan
bertanggung-jawab atas amanah yang telah diberikan Allah kepadanya. Orang
kaya akan mempertanggung-jawabkan kekayaannya, orang miskin akan
bertanggung-jawab dengan kemiskinannya, orang cerdas akan
bertanggung-jawab atas kecerdasannya, seorang pemimpin akan
bertanggung-jawab atas kepemimpinannya, pengikut akan
mempertanggung-jawabkan kepengikutannya. Setiap orang pasti akan
bertanggung-jawab terhadap segala amanah yang dititipkan Allah selama di
dunia. Maka kemuliaan manusia tidak terletak pada seberapa nilai nominal
amanahnya di dunia, seberapa banyak hartanya, seberapa gagah dirinya,
seberapa tinggi jabatannya. Kemuliaan manusia terletak pada seberapa besar
keikhlasannya, ketulusannya, pengorbanannya, pengabdiannya, takwanya, …
penunaian harkat kehambaannya kepada Allah.
Hidup manusia, setiap desah nafasnya adalah amanah, sekedar titipan Allah
sebagai ujian bagi manusia. Manusia tidak memiliki apa-apa, tidak ada yang
namanya hak milik. Segala yang ada adalah hak milik Allah yang
digenggamkan ke tangan manusia. Maka hinalah manusia yang merasa memiliki
harta, merasa memiliki jabatan, merasa bahwa semua yang di tangannya
adalah hak miliknya, hasil kerja kerasnya sendiri. Ia menjadi hina karena
ketakaburannya, merasa memiliki sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya,
alias bisa disebut maling.